Model Pelatihan Hasil Penelitian Dosen Mesin UNY Diimplementasikan di Industri Manufaktur Yogyakarta

Produktivitas sumber daya manusia (SDM) pada seluruh kegiatan menjadi kunci untuk menciptakan proses manufaktur yang ramping, efektif dan efisien. PT Hari Mukti Teknik merupakan pionir produsen mesin laundry industri di indonesia. Produk industry manufaktur yang berlokasi di Piyungan, Bantul, Yogyakarta ini telah diekspor ke berbagai negara. Dalam rangka meningkatkan produktifitas tenaga kerja di PT Hari Mukti Teknik menuju industry manufaktur unggul di Daerah Istimewa Yogyakarta, kelompok dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin mengimplementasikan model pelatihan “Habituation of Industrial Culture Highly Intensive (HAICHI)” pada Rabu (29/06/22).

Pelatihan bertempat di PT Hari Mukti Teknik yang diikuti oleh 46 karyawan. Dalam sambutannya, Bapak Ashari, Direktur PT. Hari Mukti Teknik berharap, pelatihan ini dapat diikuti oleh semua karyawan dengan baik untuk mendukung implementasi standar SNI dan budaya perusahaan yakni religius, profesional dan disiplin dalam bekerja.

“Dalam mengikuti pelatihan ini semua karyawan harus memegang prinsip dan falsafah “Jer Basuki Mawa Bea”, jadi untuk mendapatkan ilmu perlu adanya pengorbanan”, pesan Ashari.

Materi pertama tentang HAICHI yang disampaikan oleh Bapak Dr. Ir. Widarto, M.Pd. Materi dibuka dengan yel-yel untuk membakar semangat para peserta. Dalam penjelasannya, Widarto apa sesungguhnya HAICHI itu, tujuan, target dan implementasinya di tempat kerja.

“HAICHI merupakan hasil penelitian kami tahun lalu untuk membiasakan budaya kerja K3, 5R dan Kaizen pada karyawan industri manufaktur”, papar Widarto.

Materi kedua adalah membudayakakan K3 di tempat kerja yang disampaikan oleh Bapak Drs. Putut Hargiyarto. Materi yang disampaikan meliputi rasional pentingnya K3, konsep baru tentang K3, filosofi K3, serta implementasi K3 di tempat kerja.

“Selalu ada resiko kegagalan (risk of failures) pada setiap proses/aktifitas pekerjaan dan saat kecelakaan kerja (work accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss)”, tandas Putut.

Materi ketiga tentang 5R (Resik, Ringkas, Rapi, Rawat, Rajin) yang disampaikan oleh Bapak Yulianto Eko Wibowo, M.Pd. 5R merupakan budaya mengenai bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerja secara benar.

“Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib, maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan dan dengan demikian 4 aspek sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai”, lanjut Yulianto.

Materi terakhir adalah membudayakan kaizen di tempat kerja yang disampaikan oleh Bapak Aris Eko Wibowo, M.Pd. Kaizen merupakan budaya perbaikan terus menerus (continual improvement). Dalam dunia industri kaizen bertujuan untuk pengurangan waktu, biaya, pemborosan, serta meningkatkan kapasitas produksi dan added value dalam rangka mewujudkan lean manufacturing (manufaktur ramping) sebagai tuntutan persaingan bisnis.

“Kaizen melibatkan semua karyawan, mulai dari atasan hingga pekerja lantai pabrik dan mengacu pada brainstorming ide yang diterapkan pada aktivitas sehari-hari untuk mewujudkan perubahan kecil namun terus menerus”, lanjut Aris.

Pelatihan dilanjutkan dengan metode on the job training. Pekerja diberikan pendampingan di tempat kerja dalam mengimplementasikan teori yang telah disampaikan. Selain dosen, proses pendampingan juga melibatkan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.