Kuliah Tamu Gambaran Teknologi Pengelolaan Limbah yang Ada di Jerman

     Bekerjasama dengan Asosiasi Biomassa & Bio Energi Indonesia (ABBEI), Pusat Inovasi Agroteknologi UGM, dan Indonesian Solid Waste Forum (ISWF), Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Selasa lalu (18/2) menyelenggarakan guest lecture bertajuk “Best Practice of Solid Waste Treatment Technology in Germany and Other Country” yang pada kesempatan itu mendatangkan seorang ahli manajemen sampah asal Jerman, Hans Joachim Alfeld. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Lantai 3 KPLT FT UNY. Acara yang dipandu oleh Dr. Fredy Surahmanto S.T., M.Eng., sebagai moderator sekaligus penerjemah itu dihadiri oleh dosen dan mahasiswa S-2 dari Universitas Negeri Yogyakarta maupun dari luar kampus.

     Senior Experten Service (SES) adalah organisasi sukarela terkemuka di Jerman untuk para ahli dan eksekutif, baik pensiun atau beberapa yang menyambil paruh waktu. Hans sebagai salah satu perwakilan dari SES Germany memiliki kompetensi dan keahlian di bidang rekayasa pengolahan limbah dan perlindungan lingkungan yang telah melakukan risetnya diberbagai negara maju seperti Jerman.

     Hans menegaskan bahwa landfill atau tempat penimbunan sampah adalah tempat pengendapat zat berbahaya baik itu berupa gas maupun cair sehingga harus dimusnahkan dari peredarannya. dalam eksekusinya, kedua macam zat berbahaya itu diolah secara terpisah dan disegel dengan sangat rapat. Sistem ini disebut Metode Enkapsulasi makro, dimana zat berbahaya dari limbah dibungkus dalam struktur matriks yang besar.

     “Teknik eskapsulasi bergantung pada jenis limbah dan tingkat bahayanya dengan menggunakan sistem segel ganda. Jika segel pertama gagal, segel kedua harus mampu mempertahankan fungsi penyegelan,” lanjutnya.

Kemudian limbah padat sisanya tidak dibiarkan begitu saja. Menurutnya, di Jerman, dalam proses penyortiran limbah dimulai dengan pengumpulan dalam satu tempat di lokasi penyortiran secara otomatis. Selain metode penyortiran umum yang digunakan, teknik penyortiran khusus juga mesti digunakan. “Limbah diolah sebelum digunakan lebih lanjut melalui berbagai perangkat dan teknik berbeda” jelasnya lagi.

     Diakhir sesi, Hans menjelaskan sekilas sistem yang diberlakukan di Jerman. Menurutnya masyarakat di Jerman wajib menyetorkan setiap sampah rumah tangganya kepada pemerintah, kemudian mereka juga harus membayar dari setiap beberapa banyaknya sampah yang disetorkan itu. Hal itu bertujuan agar masyarakat di jerman lebih berhati-hati lagi dalam konsumsi sampah sehari-hari, khususnya sampah plastik.