Fokus dalam Bidang Pembelajaran, Dwi Rahdiyanta Berhasil Meraih Gelar Guru Besar

        Salah satu tenaga pendidik Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik UNY, Prof. Dr. Ir. Dwi Rahdyanta, M.Pd., telah resmi mendapatkan gelar profesor bidang ilmu pembelajaran proses pemesinan setelah dikukuhkannya pada Sabtu (15/2) di Rektorat UNY. Bersamaan dengan pengukuhan dosen dari Pendidikan Teknik Boga, Prof. Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P, M.Si., UNY kini tercatat memiliki 151 guru besar.

       Dwi Rahdiyanta adalah salah satu saksi sejarah yang telah membersamai IKIP Yogyakarta sehingga kini telah dikenal sebagai Universitas Negeri Yogyakarta. Dwi Rahdiyanta telah menyelesaikan program sarjananya pada bidang pendidikan teknik mesin pada 1985, mendapatkan gelar magister pada bidang pendidikan teknologi dan kejuruan di IKIP Jakarta pada tahun 1992, kemudian menyelesaikan pendidikan doktoralnya dalam bidang pendidikan teknologi dan kejuruan di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2011.

      Dalam pidatonya, Dwi Rahdiyanta menegaskan bahwa pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 harus didorong menjadi pembelajaran yang dicirikan dengan smartization dan produksi inovasi di segala bidang dengan mengoptimalkan teknologi informasi terkini. Perkembangan teknologi digital dalam proses pembelajaran semakin mudah diakses melalui gawai (smartphone). Tujuan dari pembelajaran pemesinan sendiri dmenekankan pada pencapaian kompetensi dalam dua hal, yaitu proses kerja dan hasil kerja (produk). Proses kerja meliputi: langkah kerja, penggunaan mesin dan alat bantu, penggunaan alat ukur, perawatan mesin dan alat bantu, alokasi waktu yang digunakan, sikap kerja, dan keselamatan kerja. Sedangkan hasil kerja yang berupa produk, ditekankan pada kualitas dimensi, kualitas geometri, dan kualitas permukaan benda kerja atau tingkat kekasarannya.

       Kemudian, ia juga menuturkan bahwa kerja sama dengan dunia industri sangat penting dilakukan dalam proses pembelajaran mata kuliah pemesinan. Hal ini menjadi pertimbangan karena karena adanya dua faktor lapangan yang hendak menjadi tantangan yaitu : (1) mesin CNC dan CAD/CAM mahal harganya, dan (2) pihak industri lebih menguasai teknologi maju. Maka salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan adalah model pembelajaran teaching industry. Teaching industry adalah wahana produktif berbasis riset/penelitian dan inovasi untuk mendukung proses pembelajaran yang bersinergi dengan industri dan pemerintah.

       Dwi Rahdiyanta mengaku meraih gelar guru besar adalah cita-cita hampir semua civitas akademika, ia memaparkan salah satu syarat pengajuan gelar guru besar adalah telah menempuh pendidikan S-3 terlebih dahulu dan kemudian disusul dengan beberapa syarat lainnya. Fokus, kemudian komitmen yang kuat juga dibersamai dengan doa merupakan kunci utama dari keberhasilannya itu. Fokus disini dimaksudkan adalah bagaimana seseorang dapat memanajemen waktu dan segala persoalan yang dihadapi nantinya, lalu tetap konsisten dalam satau ‘jalur’ atau bidang yang ditekuni tersebut. Sehingga fokus disini dapat menciptakan sisi kolaborasi kedepannya. “Karena dalam satu peralatan itu mestinya ada beberapa macam sisi ya, misalnya harus ada yang dari bahan, mekanik, pemesinan, las, ada desainnya, mungkin tenaga, dan macam-macam bahkan mungkin harus ada dari ahli seni didalamnya, jadi tidak bisa berdiri sendiri,” kata Dwi. “Yang penting itu, intinya harus fokus, ulet, harus rajin, disiplin, tertib, dan pantang menyerah. Misalkan saya harus ke utara, ya saya keutara, jangan balik lagi, maju terus walaupun hanya merangkak,” tambahnya.