Aplikasi CADCAM dalam Proses Manufaktur

Sejatinya ada tiga jenis proses manufaktur jika dilihat dari proses pengerjaannya yakni, manual dimana semua dikerjakaan dengan tangan dengan bantuan alat perkakas sederhana seperti gergaji, pahat, kikir dan kualitasnya sangat tergantung pada keterampilan operator, berikutnya mesin konvensional dimana proses pembuatannya telah dibantu dengan mesin produksi seperti bubut, frais, gerindra disini kualitas pekerjaan juga tergantung dari skill dari sang operator, yang terkini dengan mesin yang dikendalikan komputer atau sering disebut Computer Numerically Controlled (CNC) yang pengerjaannya dilakukan oleh mesin bubut/frais/router yang telah diinputkan program CNC untuk pengerjaannya diman opretaor bertgas menseting dan memonitor jalannya produksi. Demikian disampaikan Dr. B. Sentot Wijanarko, M.T., kala mengawali paparannya dalam Webinar dan Sosialisasi Promosi Program Studi S2 Pendidkan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (10/04/2021) yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi ZoomMeeting.

“Dewasa   ini   dunia   industri-khususnya   industri   manufaktur   sangat bergantung pada CAD/CAM untuk pengembangan lebih lanjut produk mereka. Perkembangan  sistem  manufaktur  yang  kompetitif menuntut  metode-metode yang  sesuai  bagi  desain  suatu  produk,” lanjut Sentot.

382. Integrasi cad dan camSecara  historis,  integrasi  CAD/CAM  dimulai  dengan  perkembangan teknologi  mesin    Numerical  Control  (NC).  Peralatan  mesin  NC  kemudian ditingkatkan   secara   stabil   dalam   kontrol   perangkat   keras   (hardware)   dan perangkat   lunak   (software).   Pemrograman   NC   dan   grafik   komputer   yang interaktif  memiliki  kontribusi  dalam  perkembangan  ini.  Integrasi  penempatan CAD  dan  CAM  meningkatkan  penekanan  pada  peralatan  dan  jalur  mesin  NC.
Tujuan utama dari integrasi CAD dan CAM adalah sistematisasi dari suatu rangkaian aliran informasi dari fase awal perancangan suatu produk hingga fase akhir yaitu selesainya proses produksi produk tersebut secara tuntas dan komplet.

Di  banyak  kasus  sistem  CAM  akan  bekerja dengan  perancangan  CAD  yang  dibuat  di lingkungan  3  Dimensi.  Programmer  CNC  akan menentukan    operasi  mesin  dan  sistem  CAM yang akan membuat program CNC.

Sejalan dengan keilmuan tersebut, Koordinator Program Studi S2 Pendidkan Teknik Mesin, Prof. Dr. Dwi Rahdiyanta menjelaskan bahwa riset utama dari prodi ini adalah pengembangan kurikulum dan pembelajaran vokasional di bidang teknik mesin (pemesinan), pengelasan, pengecoran, CNC/CAD-CAM dan K3 serta riset dibidang ilmu teknik mesin (komposit, pengecoran logam, pengelasan dan desain manufaktur).

“Prospek karir alumninya antara lain menjadi pendidik baik dosen mauoun guru, instruktur di lembaga diklat, pengelola LSP maupun TUK, asesor kompetensi, peneliti,” beber Prof. Dwi Rahdiyanta.