PENGUKUHAN GURU BESAR TEKNIK PERMESINAN UNY

Aspek soft skill mempunyai peranan penting dalam pendidikan SMK karena di dalamnya banyak terkandung aspek karakter kerja yang diperlukan sebagai pelengkap kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Nilai-nilai yang terdapat pada soft skill tersebut meliputi kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan memecahkan masalah, etika atau integritas, komitmen, motivasi, bersemangat, kreatif, percaya diri, manajemen diri, kedisiplinan, inisiatif, mental kerja, sikap kerja, motivasi kerja dan sejenisnya. Soft skill dapat dikuasai oleh siswa dengan baik jika dilakukan bimbingan yang intensif oleh guru praktik yang kemudian dikenal sebagai “bimbingan kejuruan”.  Demikian diungkapkan Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar dalam bidang pembelajaran teknik permesinan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Pidato berjudul “Peranan Bimbingan Kejuruan Terhadap Pembentukan Karakter Kerja Pada Pembelajaran Teknik Permesinan” itu dibacakan dihadapan rapat terbuka Senat UNY di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Kamis (29 /3) . Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd merupakan guru besar UNY ke-114 dan guru besar Fakultas Teknik yang ke-12.

Lebih lanjut Prof. Dr. Thomas Sukardi, M.Pd menjelaskan saat ini keberadaan bimbingan kejuruan di SMK kurang tampak dalam proses pembelajaran praktik ataupun teori karena tidak adanya kurikulum dan silabus yang mengaturnya. “Aspek soft skill berperan penting, oleh karena itu perlu dipertegas atau dianjurkan keberadaannya dalam struktur kurikulum di SMK.” kata Thomas, “Data hasil penelitian pada Lomba Kompetensi Siswa bidang Mesin Produksi di DIY-Jateng tahun 2009-2011 menunjukkan bahwa kemampuan soft skill para lulusan yang diperlukan pada bidang industri manufaktur masih sangat lemah, sehingga karakter kerja dalam bidang Mesin Produksi yang harus dikuasai belum dapat ditunjukkan secara nyata dalam proses bekerja. Sementara itu hasil observasi langsung uji kompetensi siswa yang masih aktif di SMK juga tidak menunjukkan performa yang memuaskan”. Oleh karena itu Thomas menekankan pentingnya bentuk bimbingan yang dapat dilakukan secara kurikuler, dalam hal ini adalah bimbingan kejuruan karena bimbingan kejuruan selain memberikan bimbingan yang terkait dengan profesi kejuruan juga memberikan bimbingan bagaimana cara berkarir di tempat kerja. Selain itu bimbingan yang cerdas dari guru memerlukan pemahaman tentang anak didik dan kebutuhan mereka, sehingga guru harus tahu kondisi fisik, emosi, sosial dan intelektualnya.

 Pria yang menamatkan jenjang S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Pascasarjana UNY tersebut memaparkan bahwa pembelajaran praktik pemesinan di bengkel kerja merupakan bagian dari pembelajaran teknik pemesinan, yang pelaksanaannya memerlukan strategi khusus. “Salah satu bentuk strategi yang harus ada adalah shop talk yang biasanya digunakan untuk memberikan penjelasan tugas dan teori singkat tentang job yang harus dikerjakan oleh siswa. Terkait dengan bimbingan kejuruan, maka pada shop talk dapat dititipkan materi bimbingan kejuruan yang berisi muatan karakter kerja” paparnya. Karena menurutnya karakter kerja merupakan ciri khas suatu perilaku yang nampak dari diri seseorang, dari karakter dapat dilihat performa yang nampak seperti dalam bekerja, berbuat, berkarya dan sejenisnya. Namun karakter kerja memerlukan pendidikan dan pembiasaan serta pengawasan yang benar-benar serius, terpola, dan prosesnya perlu dibimbing atau didampingi oleh seorang guru, pendidik, ataupun instruktur yang benar-benar komit akan tugasnya.(deddy/ls)